ANAK BELAJAR DARI KEHIDUPANNYA
Jika anak dibesarkan dengan celaan, dia
belajar memaki.
Jika anak dibesarkan dengan permusuhan,
dia belajar berkelahi.
Jika anak dibesarkan dengan cemoohan,
dia belajar rendah diri.
Jika anak dibesarkan dengan hinaan, dia
belajar menyesali diri.
Jika anak dibesarkan dengan toleransi,
dia belajar menahan diri.
Jika anak dibesarkan dengan pujian, dia
belajar menghargai;
Jika anak dibesarkan dengan dorongan,
dia belajar percaya diri;
Jika anak dibesarkan dengan
sebaik-baiknya perlakuan, dia belajar keadilan;
Jika anak dibesarkan dengan rasa aman,
dia belajar menaruh kepercayaan;
Jika anak dibesarkan dengan dukungan,
dia belajar menyenangi dirinya;
Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang
dan persahabatan, dia belajar menemukan cinta dalam kehidupan.
Dorothy Law Nolte, Ph.D.
Keindahan Dunia
Bila kau melihat dunia ini,
berada di tangan mereka, dengan segala hiasan, dan tipuannya, dengan segala
bisa mematikannya, yang tampak lembut sentuhannya, padahal, sebenarnya
mematikan bagi yang menyentuhnya, mengecoh mereka, dan membuat mereka
mengabaikan kemudharatan tipu daya dan janji-janji palsunya - bila kau lihat
semua ini - berlakulah bagai orang yang melihat seseorang menuruti nalurinya,
menonjolkan diri, dan karenanya, mengeluarkan bau busuk. Bila (dalam situasi
semacam itu) kau enggan memperhatikan kebusukannya, dan menutup hidung dari bau
busuk itu, begitu pula kau berlaku terhadap dunia; bila kau melihatnya,
palingkan penglihatanmu dari segala kepalsuan, dan tutuplah hidungmu dari
kebusukan hawa nafsu, agar kau aman darinya dan segala tipu-dayanya, sedang
bahagia menghampirimu segera, dan kau menikmatinya. Allah telah berfirman
kepada Nabi pilihan-Nya: "Dan janganlah
kamu tujukan kedua matamu kepada yang telah Kami berikan kepada beberapa
golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia, untuk Kami uji mereka
dengannya, dan kurnia Tuhanmu lebih baik dan lebih kekal." (QS.20
-Thaaha :131).
Nabi Muhammad Saw. berkata:
"Kebahagiaan duniawi
merupakan sesuatu yang ganas; maka jinakkanlah ia dengan kesyukuran."
Dia (Allah) boleh dikenali di dalam dunia ini melalui sifat-sifat-Nya. Tetapi untuk melihat dan mengenali Zat-Nya sendiri hanyalah boleh terjadi di akhirat. Di sana melihat Allah adalah secara langsung sebagaimana yang Dia kehendaki dan yang melihatnya adalah mata bayi hati.
“Beberapa
muka pada hari itu berseri-seri. Kepada Tuhannya mereka melihat”. (Surah Qiamat, ayat : 22 & 23).
Allah Yang Maha Tinggi berfirman: “Tidak takut kepada Allah daripada hamba-hamba-Nya melainkan orang-orang yang berilmu Pengetahuan” (Surah Fatir, ayat 28).
Agamamu bisa hancur disebabkan oleh empat hal :
Kamu melakukan sesuatu pekerjaan dengan dasar yang tidak kamu ketahui
Kamu tidak mau belajar terhadap sesuatu yang tidak kamu ketahui, bahkan kamu membiarkan dirimu kekal dalam kebodohan
Kamu menghalangi orang lain untuk belajar sesuatu yang tidak mereka ketahui
Tiga hal mutlak bagi seorang Mukmin, dalam segala keadaan, yaitu :
(1) harus menjaga
perintah-perintah Allah,
(2) harus menghindar
dari segala yang haram,
(3) harus ridha dengan
takdir Yang Maha Kuasa. Jadi seorang Mukmin, paling tidak, memiliki tiga hal
ini. Berarti, ia harus memutuskan untuk ini, dan berbicara dengan diri sendiri
tentang hal ini serta mengikat organ-organ tubuhnya dengan ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar