Bagi setiap orang ada malaikat penjaganya silih berganti dari
hadapannya dan dari belakangnya, yang mengawas dan menjaganya (dari sesuatu bahaya)
dengan perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah apa yang ada pada
sesuatu kaum sehingga mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka sendiri.
Dan apabila Allah menghendaki untuk menimpakan kepada sesuatu kaum bala bencana
(disebabkan kesalahan mereka sendiri), maka tiada sesiapapun yang dapat menolak
atau menahan apa yang ditetapkanNya itu, dan tidak ada sesiapapun yang dapat
menolong dan melindungi mereka selain daripadaNya. (Ar-Ra’d, 13:11)
Pada zaman jahiliah di antara beberapa orang raja ada seorang raja yang
bernama raja Habib lbnu Malik di kota Syam. Orang-orang Arab menggelarnya “Raihanah
Quraisyin.”
Ketika Raja Habib bersama angkatan tentaranya 12,000 orang singgah di
Abthah, yaitu suatu tempat dekat kota Makkah maka datanglah Abu Jahal beserta
pengikut-pengikutnya memberikan berbagai hadiah kepada raja Habib.
Setelah itu Abu Jahal dipersilakan duduk di sebelah kanan raja Habib.
Berkata raja Habib: “Wahai Abu Jahal katakan kepadaku tentang Muhammad.” Berkata
Abu Jahal: “Tuan, silahkan tuan tanya tentang Muhammad itu dari Bani Hasyim.” Raja
Habib pun bertanya kepada Bani Hasyim: “Wahai Bani Hasyim, katakan padaku
tentang Muhammad itu.” Berkata Bani Hasyim: “Sebenarnya kami telah mengenal
Muhammad itu sejak dia kecil, orangnya sungguh amanah dan setiap katanya benar,
dia tidak akan berkata selain dari yang benar. Apabila umur Muhammad meningkat
pada 40 tahun dia telah meninggalkan Tuhan kita dan dia membawa agama baru yang
bukan datangnya dari nenek moyang kita.” Setelah raja Habib mendengar
penjelasan dari Bani Hasyim maka dia pun berkata: “Bawa Muhammad menghadap,
kalau Muhammad menolak maka gunakan kekerasan.
Setelah itu mereka pun mengutus salah seorang untuk menjemput Muhammad
SAW. Setelah Rasulullah SAW menerima pesanan raja, baginda pun bersiap-siap
untuk pergi, sementara itu Abu Bakar ra dan Siti Khadijah menangis kerana takut
baginda didzalimi oleh raja tersebut. Rasulullah SAW berkata: “Janganlah kamu
berdua menangis, serahkanlah urusanku ini kepada Allah SWT.” Kemudian Abu Bakar
ra pun memberikan pakaian untuk RasuIulIah SAW yang terdiri dari baju berwarna
merah dan serban berwarna hitam.
Setelah Rasulullah SAW mengenakan pakaian tersebut maka baginda bersama
Abu Bakar ra dan Khadijah ra pun pergi menghadap raja Habib. Setelah sampai di
hadapan raja, Abu Bakar ra berdiri di sebelah kanan Rasulullah SAW sementara
Siti Khadijah berdiri di belakang Rasulullah SAW. Setelah raja Habib melihat
baginda Rasulullah SAW berdiri dihadapannya maka raja Habib pun bangun memberi
hormat mempersilahkan Rasulullah SAW duduk di sebuah kursi yang dibuat dari
emas. Sementara itu Siti Khadijah yang merasa cemas berdoa kepada Allah SWT:
“Ya Allah, tolonglah Muhammad dan mudahkanlah dia menjawab semua pertanyaan.” Sewaktu
baginda duduk di hadapan raja Habib maka keluarlah cahaya memancar dari wajah
baginda dan baginda duduk dengan tenang tanpa rasa takut.
Raja Habib mulai bertanya : ‘Wahai Muhammad, kamu tahu bahwa setiap
Nabi itu ada mukjizatnya, jadi apakah mukjizat kamu itu?” Bersabda Rasulullah
SAW: “Katakan apakah yang kamu kehendaki?” Berkata raja Habib: Aku mau matahari
itu terbenam dan bulan turun ke bumi kemudian bulan terbelah menjadi dua,
kemudian masuk di bawah baju kamu dan separuh keluar melalui lengan baju kamu
yang kanan dan sebelah lagi hendaklah keluar melalui lengan baju kamu yang
kiri. Setelah itu bulan itu berkumpul menjadi satu di atas kepala kamu dan
bersaksi atasmu, kemudian bulan itu kembali ke langit dan mengeluarkan cahaya
yang bersinar dan bulan itu tenggelam. Sesudah itu matahari yang tenggelam
muncul dan berjalan ke tempatnya seperti semula.”
Setelah mendengar begitu banyak yang raja Habib kehendaki, maka baginda
Rasulullah SAW pun bersabda: Apakah kamu akan beriman kepadaku setelah aku
melakukan segala apa yang kamu kehendaki?” Berkata raja Habib: “Ya, aku akan
beriman kepadamu setelah kamu dapat menyatakan segala isi hatiku.” Abu Jahal
yang sedang menyaksikan percakapan itu segera melompat kedepan sambil berkata:
“Wahai tuanku, tuanku telah mengatakan yang cukup baik dan tepat.”
Rasulullah SAW pun keluar lalu pergi mendaki gunung Abi Qubais,
kemudian baginda mengerjakan sholat dua rakaat lalu berdoa kepada Allah SWT.
Setelah berdoa maka turunlah malaikat Jibril as bersama dengan 12,000 malaikat
dengan memegang panah di tangan mereka. Malaikat Jibril as berkata: “Assalamu’alaika
yaa Rasulallah, sesungguhnya Allah telah bersalam kepadamu dan berfirman: “Wahai
kekasihku, janganlah kamu takut dan bersusah hati. Aku akan senantiasa
bersamamu di mana saja engkau berada dan telah tetap dalam pengetahuanKu dan
berjalan di dalam qadha kepastianKu di zaman azali apa-apa yang
diminta oleh raja Habib bin Malik pada hari ini; pergilah kamu kepada mereka
dan berikan hujjahmu dengan tepat dan
jelaskan keadaanmu dan keutusanmu. Ketahuilah sesungguhnya Allah SWT telah
menundukkan matahari, bulan, malam dan siang. Sesungguhnya raja Habib itu
mempunyai seorang puteri yang tidak mempunyai kedua tangan, kedua kaki dan
tidak mempunyai kedua mata. Dan katakan kepadanya bahwa Allah SWT telah mengembalikan
kedua tangannya, kedua kakinya dan kedua matanya.”
Setelah itu Rasulullah SAW pun turun dari gunung Abi Qubais dengan rasa
tenang dan rasa gembira. Malaikat Jibril as di angkasa dan para malaikat
berbaris lurus dan Rasulullah SAW berdiri di maqam Ibrahim. Dan saat itu
matahari terbenam. Matahari mulai seakan-akan berlari cepat, sepertinya
matahari cepat-cepat terbenam dan menjadi gelap gelita. Kemudian bulan terbit
dengan terangnya, setelah bulan naik meninggi baginda Rasulullah SAW memberikan
isyarat dengan dua jari-jarinya kepada bulan itu, dan bulan seakan-akan berlari
turun ke bumi dan berdiri di hadapan baginda Rasulullah SAW. Kemudian bulan itu
bergerak-gerak seperti awan lalu bulan itu terbelah menjadi 2 dan bulan itu
masuk di bawah baju Rasulullah SAW separuhnya keluar melalui lengan sebelah
kanan baju baginda sementara yang sebelah lagi keluar melalui lengan sebelah
kiri baju baginda. Kemudian bulan kembali bercantum mengeluarkan cahaya dengan
terang lalu berdiri di atas kepala Rasulullah SAW dengan berkata: “Saya
bersaksi bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan melainkan Allah dan saya bersaksi
bahwa Muhammad itu hamba Allah dan RasulNya sesungguhnya berbahagialah
orang-orang yang membenarkan engkau Muhammad dan rugilah orang-orang yang menyalahi
engkau.”
Setelah bulan berkata demikian maka bulanpun kembali ke langit menjadi
terang dan menghilangkan dirinya. Setelah bulan menghilangkan dirinya maka
matahari pun timbul kembali. Oleh kerana raja Habib telah mengatakan bahwa
Rasulullah SAW mesti memberitahu rasa hatinya maka diapun berkata: ‘Wahai
Muhammad, kamu masih ada satu syarat lagi.” Belum sempat Habib hendak berkata
maka baginda Rasululah SAW bersabda: “Sesungguhnya kamu mempunyai seorang
puteri yang tidak mempunyai dua tangan, tidak mempunyai dua kaki dan dia juga
tidak mempunyai dua mata dan sesungguhnya ketahuilah olehmu Allah SWT telah
mengembalikan kedua tangan, kedua kaki dan kedua matanya.”
Setelah raja Habib mendengar dan meihat segala-galanya maka dia pun
berkata: “Wahai ahli Makkah, tidak ada kufur sesudah iman dan tidak ada
keraguan sesudah yakin, oleh itu ketahuilah oleh kamu sekelian bahwa
sesungguhnya aku bersaksi, Tidak ada Tuhan melainkan Allah yang satu dan tidak
ada sekutu bagiNya, dan saya bersaksi bahwa sesungguhnya Muhammad itu hambaNya
dan utusan-Nya.” Raja Habib dan semua bala tenteranya masuk Islam. Kemarahan
Abu Jahal meluap-luap dan dia berkata: “Wahai tuan raja, apakah tuan percaya
kepada ahli syihir ini sehingga tuan terpesona olehnya.” Raja Habib tidak
menghiraukan kata-kata Abu Jahal, sebaliknya raja Habib kembali ke negerinya
Syam. Ketika raja Habib masuk ke dalam istananya dia disambut oleh anak
perempuanya dengan mengucap: “Asyhadu alla ilaaha illallah wa asyhadu anna
Muhammadan ‘abduhu wa Rasuuluhu” (Saya bersaksi bahwa sesungguhnya tidak ada
Tuhan melainkan AlIah dan saya bersaksi bahwa Muhammad itu adalah hambaNya dan
utusanNya).
Raja Habib tercengang dengan kalimah yang diucapkan oleh anaknya maka
dia pun berkata: “Wahai anakku, siapakah yang mengajarkan kepada kamu kalimat
ini?” Berkata anak raja Habib: “Sebenarnya sewaktu saya tidur, telah datang
seorang lelaki lalu berkata kepada saya: “Sesunguhnya ayah kamu telah masuk
Islam, kalau kamu ingin masuk Islam maka aku kembalikan segala anggota kamu
dengan baik.” Setelah itu saya pun tidur dan pagi ini diri saya tidak ada yang kurang
seperti yang ayah lihat sekarang” Kemudian raja Habib bersyukur sujud kepada
Allah SWT agar nikmat iman dan bertambahlah keyakinan. Setelah itu raja Habib
mengumpulkan emas, perak dan kain lalu dinaikkan atas lima ekor unta berserta
dengan beberapa orang hamba dikirimkan kepada Rasulullah SAW. Ketika rombongan
yang membawa segala hadiah dari raja Habib itu sampai dekat kota Makkah, tiba-tiba
muncul Abu Jahal bersama konco-konconya lalu berkata: “Kamu semua milik siapa?”
Berkata rombongan itu: “Kami semua ini milik raja Habib bin Ibnu Malik dan kami
hendak pergi kepada Rasullulah SAW.” Setelah Abu Jahal mendengar jawaban dari
rombongan itu maka dia coba merampas semua barang-barang yang dibawa oleh
rombongan itu, oleh karena rombongan itu enggan menyerahkan barang-barang
tersebut maka terjadilah perselisihan antara kedua belah pihak. Setelah terjadi
peperangan diantara kedua belah pihak maka berkumpullah penduduk kota Makkah
dan datang bersama mereka Rasulullah SAW.
Melihat kedatangan orang banyak maka berkatalah rombongan raja itu: “Semua
barang yang kami bawa ini adalah milik raja Habib, dan raja Habib berhajat
untuk menghadiahkan semua barang ini kepada Rasulullah SAW.” Abu Jahal berkata:
“Raja Habib menghadiahkan semua barang ini kepada saya.” Lalu Rasulullah SAW
bersabda: “Wahai penduduk Makkah, adakah kamu semua suka kalau aku mengatakan
sesuatu?” Berkata penduduk Makkah: “Ya, kami setuju.” Bersabda Rasulullah SAW:
“Kita hendaklah memutuskan percakapan unta ini, untuk siapakah sebenarnya harta
ini. Berkata Abu Jahal: “Kita tentukan perkara ini besok pagi.” Setelah
mendapat persetujuan dari Rasulullah SAW untuk ditunda pada besok hari maka Abu
Jahal pulang dan terus pergi kepada berhala-berhala yang disembahnya, dia pun
memberi beberapa korban kepada berhala-berhala mereka dan memohon pertolongan
pada berhala mereka sampai pagi.
Ketika waktu yang dijanjikan telah tiba maka ramailah penduduk kota
Makkah datang untuk melihat keputusan pengadilan. Rasulullah SAW datang bersama
bapak saudara baginda dan Abu Jahal bersama konco-konconya. Setelah Abu Jahal
sampai maka dia pun terus mengelilingi unta itu dengan berkata: “Berkatalah
unta-unta semua atas nama Lata, Uzza dan Manata.” Setelah Abu Jahal berkata
demikian sekian lama sehingga matahari telah tinggi, namum unta-unta itu tidak
berkata apa-apa. Maka berkata penduduk kota Makkah: ‘Wahai Abu Jahal, cukuplah
apa yang kamu buat itu, sekarang giliran Muhammad untuk melakukannya.” Rasulullah
SAW pun menghampiri unta-unta tersebut dengan berkata: ‘Wahai unta makhluk
Allah, demi ciptaan Allah berkatalah kamu dengan kekuasaan Allah.” Setelah
Rasulullah SAW berkata demikian maka bangunlah salah satu dari lima ekor unta
lalu berkata: “Wahai ahli kota Makkah, kami semua ini adalah hadiah raja Habib
bin Ibnu Malik untuk dipersembahkan kepada Rasulullah SAW.”
Setelah unta itu berkata demikian maka Rasulullah SAW pun menarik
unta-unta tersebut berserta dengan barang-barang yang dibawanya ke gunung
Qubais, kemudian Rasulullah SAW mengeluarkan semua emas dan perak yang ada di
atas unta lalu dikumpulkan sehingga menjadi bukit lalu berkata: “Wahai emas dan
perak, hendaklah kamu semua menjadi pasir.” Kemudian dengan sekejap saja
kesemua emas dan perak itu menjadi bukit sehingga sekarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar