Kamis, 21 November 2013

Rasulullah, Matahari dan Bulan

A. Muslimin

Bagi setiap orang ada malaikat penjaganya silih berganti dari hadapannya dan dari belakangnya, yang mengawas dan menjaganya (dari sesuatu bahaya) dengan perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah apa yang ada pada sesuatu kaum sehingga mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki untuk menimpakan kepada sesuatu kaum bala bencana (disebabkan kesalahan mereka sendiri), maka tiada sesiapapun yang dapat menolak atau menahan apa yang ditetapkanNya itu, dan tidak ada sesiapapun yang dapat menolong dan melindungi mereka selain daripadaNya. (Ar-Ra’d, 13:11)
Pada zaman jahiliah di antara beberapa orang raja ada seorang raja yang bernama raja Habib lbnu Malik di kota Syam. Orang-orang Arab menggelarnya “Raihanah Quraisyin.”
Ketika Raja Habib bersama angkatan tentaranya 12,000 orang singgah di Abthah, yaitu suatu tempat dekat kota Makkah maka datanglah Abu Jahal beserta pengikut-pengikutnya memberikan berbagai hadiah kepada raja Habib.
Setelah itu Abu Jahal dipersilakan duduk di sebelah kanan raja Habib. Berkata raja Habib: “Wahai Abu Jahal katakan kepadaku tentang Muhammad.” Berkata Abu Jahal: “Tuan, silahkan tuan tanya tentang Muhammad itu dari Bani Hasyim.” Raja Habib pun bertanya kepada Bani Hasyim: “Wahai Bani Hasyim, katakan padaku tentang Muhammad itu.” Berkata Bani Hasyim: “Sebenarnya kami telah mengenal Muhammad itu sejak dia kecil, orangnya sungguh amanah dan setiap katanya benar, dia tidak akan berkata selain dari yang benar. Apabila umur Muhammad meningkat pada 40 tahun dia telah meninggalkan Tuhan kita dan dia membawa agama baru yang bukan datangnya dari nenek moyang kita.” Setelah raja Habib mendengar penjelasan dari Bani Hasyim maka dia pun berkata: “Bawa Muhammad menghadap, kalau Muhammad menolak maka gunakan kekerasan.
Setelah itu mereka pun mengutus salah seorang untuk menjemput Muhammad SAW. Setelah Rasulullah SAW menerima pesanan raja, baginda pun bersiap-siap untuk pergi, sementara itu Abu Bakar ra dan Siti Khadijah menangis kerana takut baginda didzalimi oleh raja tersebut. Rasulullah SAW berkata: “Janganlah kamu berdua menangis, serahkanlah urusanku ini kepada Allah SWT.” Kemudian Abu Bakar ra pun memberikan pakaian untuk RasuIulIah SAW yang terdiri dari baju berwarna merah dan serban berwarna hitam.
Setelah Rasulullah SAW mengenakan pakaian tersebut maka baginda bersama Abu Bakar ra dan Khadijah ra pun pergi menghadap raja Habib. Setelah sampai di hadapan raja, Abu Bakar ra berdiri di sebelah kanan Rasulullah SAW sementara Siti Khadijah berdiri di belakang Rasulullah SAW. Setelah raja Habib melihat baginda Rasulullah SAW berdiri dihadapannya maka raja Habib pun bangun memberi hormat mempersilahkan Rasulullah SAW duduk di sebuah kursi yang dibuat dari emas. Sementara itu Siti Khadijah yang merasa cemas berdoa kepada Allah SWT: “Ya Allah, tolonglah Muhammad dan mudahkanlah dia menjawab semua pertanyaan.” Sewaktu baginda duduk di hadapan raja Habib maka keluarlah cahaya memancar dari wajah baginda dan baginda duduk dengan tenang tanpa rasa takut.
Raja Habib mulai bertanya : ‘Wahai Muhammad, kamu tahu bahwa setiap Nabi itu ada mukjizatnya, jadi apakah mukjizat kamu itu?” Bersabda Rasulullah SAW: “Katakan apakah yang kamu kehendaki?” Berkata raja Habib: Aku mau matahari itu terbenam dan bulan turun ke bumi kemudian bulan terbelah menjadi dua, kemudian masuk di bawah baju kamu dan separuh keluar melalui lengan baju kamu yang kanan dan sebelah lagi hendaklah keluar melalui lengan baju kamu yang kiri. Setelah itu bulan itu berkumpul menjadi satu di atas kepala kamu dan bersaksi atasmu, kemudian bulan itu kembali ke langit dan mengeluarkan cahaya yang bersinar dan bulan itu tenggelam. Sesudah itu matahari yang tenggelam muncul dan berjalan ke tempatnya seperti semula.”
Setelah mendengar begitu banyak yang raja Habib kehendaki, maka baginda Rasulullah SAW pun bersabda: Apakah kamu akan beriman kepadaku setelah aku melakukan segala apa yang kamu kehendaki?” Berkata raja Habib: “Ya, aku akan beriman kepadamu setelah kamu dapat menyatakan segala isi hatiku.” Abu Jahal yang sedang menyaksikan percakapan itu segera melompat kedepan sambil berkata: “Wahai tuanku, tuanku telah mengatakan yang cukup baik dan tepat.”
Rasulullah SAW pun keluar lalu pergi mendaki gunung Abi Qubais, kemudian baginda mengerjakan sholat dua rakaat lalu berdoa kepada Allah SWT. Setelah berdoa maka turunlah malaikat Jibril as bersama dengan 12,000 malaikat dengan memegang panah di tangan mereka. Malaikat Jibril as berkata: “Assalamu’alaika yaa Rasulallah, sesungguhnya Allah telah bersalam kepadamu dan berfirman: “Wahai kekasihku, janganlah kamu takut dan bersusah hati. Aku akan senantiasa bersamamu di mana saja engkau berada dan telah tetap dalam pengetahuanKu dan berjalan di dalam qadha kepastianKu di zaman azali apa-apa yang diminta oleh raja Habib bin Malik pada hari ini; pergilah kamu kepada mereka dan berikan  hujjahmu dengan tepat dan jelaskan keadaanmu dan keutusanmu. Ketahuilah sesungguhnya Allah SWT telah menundukkan matahari, bulan, malam dan siang. Sesungguhnya raja Habib itu mempunyai seorang puteri yang tidak mempunyai kedua tangan, kedua kaki dan tidak mempunyai kedua mata. Dan katakan kepadanya bahwa Allah SWT telah mengembalikan kedua tangannya, kedua kakinya dan kedua matanya.”
Setelah itu Rasulullah SAW pun turun dari gunung Abi Qubais dengan rasa tenang dan rasa gembira. Malaikat Jibril as di angkasa dan para malaikat berbaris lurus dan Rasulullah SAW berdiri di maqam Ibrahim. Dan saat itu matahari terbenam. Matahari mulai seakan-akan berlari cepat, sepertinya matahari cepat-cepat terbenam dan menjadi gelap gelita. Kemudian bulan terbit dengan terangnya, setelah bulan naik meninggi baginda Rasulullah SAW memberikan isyarat dengan dua jari-jarinya kepada bulan itu, dan bulan seakan-akan berlari turun ke bumi dan berdiri di hadapan baginda Rasulullah SAW. Kemudian bulan itu bergerak-gerak seperti awan lalu bulan itu terbelah menjadi 2 dan bulan itu masuk di bawah baju Rasulullah SAW separuhnya keluar melalui lengan sebelah kanan baju baginda sementara yang sebelah lagi keluar melalui lengan sebelah kiri baju baginda. Kemudian bulan kembali bercantum mengeluarkan cahaya dengan terang lalu berdiri di atas kepala Rasulullah SAW dengan berkata: “Saya bersaksi bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan melainkan Allah dan saya bersaksi bahwa Muhammad itu hamba Allah dan RasulNya sesungguhnya berbahagialah orang-orang yang membenarkan engkau Muhammad dan rugilah orang-orang yang menyalahi engkau.”
Setelah bulan berkata demikian maka bulanpun kembali ke langit menjadi terang dan menghilangkan dirinya. Setelah bulan menghilangkan dirinya maka matahari pun timbul kembali. Oleh kerana raja Habib telah mengatakan bahwa Rasulullah SAW mesti memberitahu rasa hatinya maka diapun berkata: ‘Wahai Muhammad, kamu masih ada satu syarat lagi.” Belum sempat Habib hendak berkata maka baginda Rasululah SAW bersabda: “Sesungguhnya kamu mempunyai seorang puteri yang tidak mempunyai dua tangan, tidak mempunyai dua kaki dan dia juga tidak mempunyai dua mata dan sesungguhnya ketahuilah olehmu Allah SWT telah mengembalikan kedua tangan, kedua kaki dan kedua matanya.”
Setelah raja Habib mendengar dan meihat segala-galanya maka dia pun berkata: “Wahai ahli Makkah, tidak ada kufur sesudah iman dan tidak ada keraguan sesudah yakin, oleh itu ketahuilah oleh kamu sekelian bahwa sesungguhnya aku bersaksi, Tidak ada Tuhan melainkan Allah yang satu dan tidak ada sekutu bagiNya, dan saya bersaksi bahwa sesungguhnya Muhammad itu hambaNya dan utusan-Nya.” Raja Habib dan semua bala tenteranya masuk Islam. Kemarahan Abu Jahal meluap-luap dan dia berkata: “Wahai tuan raja, apakah tuan percaya kepada ahli syihir ini sehingga tuan terpesona olehnya.” Raja Habib tidak menghiraukan kata-kata Abu Jahal, sebaliknya raja Habib kembali ke negerinya Syam. Ketika raja Habib masuk ke dalam istananya dia disambut oleh anak perempuanya dengan mengucap: “Asyhadu alla ilaaha illallah wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa Rasuuluhu” (Saya bersaksi bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan melainkan AlIah dan saya bersaksi bahwa Muhammad itu adalah hambaNya dan utusanNya).
Raja Habib tercengang dengan kalimah yang diucapkan oleh anaknya maka dia pun berkata: “Wahai anakku, siapakah yang mengajarkan kepada kamu kalimat ini?” Berkata anak raja Habib: “Sebenarnya sewaktu saya tidur, telah datang seorang lelaki lalu berkata kepada saya: “Sesunguhnya ayah kamu telah masuk Islam, kalau kamu ingin masuk Islam maka aku kembalikan segala anggota kamu dengan baik.” Setelah itu saya pun tidur dan pagi ini diri saya tidak ada yang kurang seperti yang ayah lihat sekarang” Kemudian raja Habib bersyukur sujud kepada Allah SWT agar nikmat iman dan bertambahlah keyakinan. Setelah itu raja Habib mengumpulkan emas, perak dan kain lalu dinaikkan atas lima ekor unta berserta dengan beberapa orang hamba dikirimkan kepada Rasulullah SAW. Ketika rombongan yang membawa segala hadiah dari raja Habib itu sampai dekat kota Makkah, tiba-tiba muncul Abu Jahal bersama konco-konconya lalu berkata: “Kamu semua milik siapa?” Berkata rombongan itu: “Kami semua ini milik raja Habib bin Ibnu Malik dan kami hendak pergi kepada Rasullulah SAW.” Setelah Abu Jahal mendengar jawaban dari rombongan itu maka dia coba merampas semua barang-barang yang dibawa oleh rombongan itu, oleh karena rombongan itu enggan menyerahkan barang-barang tersebut maka terjadilah perselisihan antara kedua belah pihak. Setelah terjadi peperangan diantara kedua belah pihak maka berkumpullah penduduk kota Makkah dan datang bersama mereka Rasulullah SAW.
Melihat kedatangan orang banyak maka berkatalah rombongan raja itu: “Semua barang yang kami bawa ini adalah milik raja Habib, dan raja Habib berhajat untuk menghadiahkan semua barang ini kepada Rasulullah SAW.” Abu Jahal berkata: “Raja Habib menghadiahkan semua barang ini kepada saya.” Lalu Rasulullah SAW bersabda: “Wahai penduduk Makkah, adakah kamu semua suka kalau aku mengatakan sesuatu?” Berkata penduduk Makkah: “Ya, kami setuju.” Bersabda Rasulullah SAW: “Kita hendaklah memutuskan percakapan unta ini, untuk siapakah sebenarnya harta ini. Berkata Abu Jahal: “Kita tentukan perkara ini besok pagi.” Setelah mendapat persetujuan dari Rasulullah SAW untuk ditunda pada besok hari maka Abu Jahal pulang dan terus pergi kepada berhala-berhala yang disembahnya, dia pun memberi beberapa korban kepada berhala-berhala mereka dan memohon pertolongan pada berhala mereka sampai pagi.
Ketika waktu yang dijanjikan telah tiba maka ramailah penduduk kota Makkah datang untuk melihat keputusan pengadilan. Rasulullah SAW datang bersama bapak saudara baginda dan Abu Jahal bersama konco-konconya. Setelah Abu Jahal sampai maka dia pun terus mengelilingi unta itu dengan berkata: “Berkatalah unta-unta semua atas nama Lata, Uzza dan Manata.” Setelah Abu Jahal berkata demikian sekian lama sehingga matahari telah tinggi, namum unta-unta itu tidak berkata apa-apa. Maka berkata penduduk kota Makkah: ‘Wahai Abu Jahal, cukuplah apa yang kamu buat itu, sekarang giliran Muhammad untuk melakukannya.” Rasulullah SAW pun menghampiri unta-unta tersebut dengan berkata: ‘Wahai unta makhluk Allah, demi ciptaan Allah berkatalah kamu dengan kekuasaan Allah.” Setelah Rasulullah SAW berkata demikian maka bangunlah salah satu dari lima ekor unta lalu berkata: “Wahai ahli kota Makkah, kami semua ini adalah hadiah raja Habib bin Ibnu Malik untuk dipersembahkan kepada Rasulullah SAW.”
Setelah unta itu berkata demikian maka Rasulullah SAW pun menarik unta-unta tersebut berserta dengan barang-barang yang dibawanya ke gunung Qubais, kemudian Rasulullah SAW mengeluarkan semua emas dan perak yang ada di atas unta lalu dikumpulkan sehingga menjadi bukit lalu berkata: “Wahai emas dan perak, hendaklah kamu semua menjadi pasir.” Kemudian dengan sekejap saja kesemua emas dan perak itu menjadi bukit sehingga sekarang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar